SETIAP orang pasti ingin sekali bersikap jujur. Tapi, banyak sekali
alasan-alasan yang melunturkan keinginannya itu. Padahal bila kita
bersikap untuk jujur maka hati pun akan lega. Dalam artian, dalam
pikiran kita tidak mempunyai beban. Beban itulah yang terkadang muncul
bila kita tidak berlaku jujur.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu mengantarkan
pada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke surga. Sesungguhnya
seseorang yang senantiasa berkata jujur hingga dia disebut sebagai
“shiddiq” dan sesungguhnya dusta itu mengantarkan pada kejahatan dan
kejahatan itu mengantarkan ke neraka. Sesungguhnya seseorang yang
senantiasa berdusta dia akan dituliskan di sisi Allah SWT sebagai
“kadzdzab” (sang pendusta),” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari hadis tentang kejujuran yang tertera di atas dapat disimpulkan
bahwa kejujuran itu sangatlah istimewa, bahkan Nabi SAW sendiri
menyampaikanya hampir di setiap khutbahnya.
Untuk itu janganlah takut untuk berkata jujur, karena kejujuran itu
sendiri mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan itu mengantarkan ke
surga.
Sungguh ini perbuatan yang amat sederhana tapi dapat membawa kita ke
tempat yang sangat istimewa dan yang selalu diinginkan oleh hampir semua
orang yaitu surga.
Kejujuran memang bisa sangat menyakitkan. Tetapi itu lebih baik daripada berbahagia karena kebohongan.
Kejujuran memang menyakitkan, tetapi tidak mematikan. Kebohongan memang terkadang menyenangkan, tetapi tidak menyembuhkan.
Konsep tentang kejujuran bisa membingungkandan mudah dimanipulasi
karena sifatnya yang lebih interior. Perilaku jujur mengukur kualitas
moral seseorang di mana segala pola perilaku dan motivasi tergantung
pada pengaturan diri (self-regulation) seorang individu. Meskipun
tergantung pada proses penentuan diri, kita tidak bisa mengklaim bahwa
pendapat diri kita sematalah yang benar. Seandainya kita telah meyakini
bahwa pendapat kita merupakan pendapat yang menurut kita paling baik,
perlulah tetap mendengarkan pendapat orang lain. Sikap jujur dengan
demikian bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk senantiasa bersikap
selaras dengan nilai-nilai kebenaran (to be thrutful), sebuah usaha
hidup secara bermoral dalam kebersamaan dengan orang lain.
Kejujuran memiliki kaitan yang erat dengan kebenaran dan moralitas.
Bersikap jujur merupakan salah satu tanda kualitas moral seseorang.
Dengan menjadi seorang pribadi yang berkualitas, kita mampu membangun
sebuah masyarakat ideal yang lebih otentik dan khas manusiawi. Jika
seseorang sungguh-sungguh mengerti bahwa perilaku mereka itu keliru,
mereka tidak akan memilihnya. Seseorang itu akan semakin jauh dari
kebenaran dan karena itu dishonest jika ia tidak menyadari bahwa
perilakunya itu sesungguhnya keliru. Kesadaran diri bahwa setiap manusia
bisa salah dan mengakuinya merupakan langkah awal bertumbuhnya nilai
kejujuran dalam diri seseorang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar